Tampilkan postingan dengan label Cerita Motivasi dan Inspirasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerita Motivasi dan Inspirasi. Tampilkan semua postingan

Senin, 04 April 2016

Kekuranganku Itu Mampu Menembus Dunia Kelamku

Kekuranganku Itu Mampu Menembus Dunia Kelamku


Kring… kring… kring suara jam berdering kencang bagaikan petir yang menyambar di kamar Feli. Feli pun perlahan-lahan membuka matanya. Hari ini aku ngantuk banget tapi aku harus bangun. karena hari ini pertama kalinya aku menerima mata pelajaran di bangku perkuliahan. Feli pun segera bergegas bangun untuk mepersiapkan dirinya untuk segera berangkat ke kampus. Setelah Feli selesai mandi Felipun menata barang-barang bawaanya untuk dibawanya ke kampus. Di saat itu pula Feli tiba-tiba melamun dan di dalam hatinya ia pun berkata, andai aku bisa masuk di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Yogja, pasti aku akan senang tapi ternyata Tuhan berkata lain, aahh… tapi mungkin Tuhan telah memberikan yang terbaik untukku walaupun Feli berkuliah di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Surabaya tapi Feli harus tetap bersyukur karena bagaimanapun juga masih banyak orang-orang di luar sana yang tidak bisa melanjutkan sekolahnya di bangku perkuliahan yang disebabkan karena berbagai alasan, tapi Feli lain dari mereka, walau Feli dibesarkan dari keluarga sederhana tapi Feli masih bisa berkuliah walaupun dengan bantuan kak Doni. Akhirnya Feli pun tiba-tiba tersadar dari lamunannya. Ia pun segera bergegas menuju ruang makan untuk sarapan pagi bersama keluarga kecilnya.
Pagi ayah, pagi ibu, pagi kak doni. Feli pun berusaha tersenyum walau di hatinya masih tersimpan kegundahan akibat tidak keterimanya ia di salah satu Perguruan Tinggi di Yogja. Ayah Feli pun sangat senang melihat putrinya kembali ceria. Wah gitu dong anak ayah semangat untuk menuntut ilmu di bangku perkuliahan. Jawab ayah Feli dengan penuh canda tawa. Ayah Feli memang sudah 2 tahun tidak bekerja lagi karena memang beliau sudah memasuki masa pensiunan PNS tetapi ayah Feli beruntung mempunyai anak seperti kakak Feli karena kakak Feli memang sangat pandai hingga akhirnya kakak Feli dapat bekerja disalah satu BUMN yang ada di surabaya. Sehingga kakak Feli yang mendanai kebutuhan sekolah Feli, sedangkan ibu Feli memang tidak bekerja tetapi hanya sekedar sebagai ibu rumah tangga, tetapi walau keluarga Feli adalah keluarga sederhana tetapi keluarga ini sangat damai dan sangat asyik.
Ayah, ibu, kak doni Feli sudah selesai sarapan saatnya Feli pamit untuk berangkat. Ia pun segera berpamitan kepada ayah, ibu serta kakaknya dan ia pun segera mencium tangan mereka dan Feli pun segera bergegas untuk berangkat ke kampus. Suara mesin motor Feli pun terdengar sangat kencang ibarat suara ombak yang terdengar sangat dasyat di telinga keluarga Feli dan Feli pun segera melajukan motornya dengan sangat cepat. Alhamdulilah akhirnya Feli sampai juga di kampus. Ia pun segera bersiap-siap menuju kelas. Sesampainya Feli di kelas Feli pun segera berkenalan dengan teman-teman barunya dan selesainya Feli berkenalan dengan teman-temanya Feli pun segera memasuki awal pembelajaran di bangku perkuliahan.
Ah… gak terasa Alhamdulila usai sudah kuliah pertamaku. Akhirnya Feli pun segera bergegas untuk segera kembali menuju rumahnya. Sesampai di rumah Feli, ia pun menceritakan pengalaman pertamanya selama dibangku perkuliahan kepada ayah serta ibunya dan dengan senang hati mereka mau mendengarkan cerita anaknya itu.
Hari pun tak terasa telah berganti dan pagi pun tak terasa telah berganti malam. Di malam yang dingin itu pula, Feli pun termenung di sebuah ruang kamarnya yang menjadi tempat favoritnya. Ia pun berkata di dalam lubuk hatinya andai aku tak terlahir sesempurna tubuh yang aku miliki ini di saat itu pula aku ingin bertanya apakah masih ada orang-orang yang bertoleransi pada perbedaan tubuhku ini dan di saat itu pula aku kan mulai tau siapa orang yang selalu ada untukku di saat tubuhku terlahir dengan penuh kekurangan. Feli pun tak berhenti sampai disitu merenungi kehidupannya. Ia pun segera melanjutkan lamunannya dan Feli pun berkata mungkin aku bukan orang yang sepandai kak Doni tetapi walaupun aku terlahir tak sepandai kak Doni tapi aku masih punya mimpi yang aku ingin capai yakni menjadi seorang penulis yang terkenal dan aku pun yakin bisa menembus mimpi itu. Tak lama kemudian Feli pun membuyarkan lamunannya dan ia pun segera mengambil selimutnya dan segera bergegas untuk tidur karena ia bahwa besok ia akan melanjutkan aktifitasnya untuk menuntut ilmu di bangku perkuliahan.
Suara kicauan burung pun telah menyambut datangnya pagi hari dan saatnya Feli segera bangun dan ia pun dengan perlahan-lahan tak terasa telah membuka matanya. Feli pun segera turun dari tempat tidurnya. Dan ia pun segera mandi tuk segera melanjutkan perjalanan pencarian segudang ilmunya di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Surabaya. Selesainya Feli mandi di saat itu pula Feli segera mempersiapkan barang-barang yang akan ia bawa menuju kampus. Di saat Feli mulai menata barang bawaannya di waktu itulah Feli merasakan kegundahan yang sangat amat mendalam yang entah mengapa Feli tidak mengetahui apa arti dari semua ini, tetapi Feli berusaha untuk menghilangkan kegundahan hatinya dan ia pun segera menuju ruang makan untuk melakukan sarapan pagi bersama keluarganya.
Selamat pagi adikku… kok mukanya kusut seperti baju yang gak pernah disetrika. Kakak Feli pun melontarkan celotehannya kepada adiknya dan Feli pun menjawab celotehan kakaknya dengan sedikit menghibur kakaknya bahwa tidak terjadi apa-apa terhadap adiknya Feli, Feli pun menjawab dengan berkata, tidak ada apa-apa kok kak Doni, Cuma Feli lagi ngantuk aja makanya Feli masang muka kusut hehehe… jawab Feli dengan canda tawa. Ayah serta ibu Feli pun tertawa melihat celotehan anak-anaknya.
Selesai sarapan Feli pun segera berpamitan kepada ayah, ibu serta kakaknya untuk segera berangkat pergi ke kampus. Feli pun menaiki motornya dengan rasa yang cukup was-was yang entah mengapa Feli tidak tau apa arti dari semua itu. Roda motor Feli pun terus melaju kencang ibarat angin yang sangat kencang yang dinginnya menusuk pada tubuh manusia, tanpa sadar Feli pun melamuni tentang perasaan yang datang menghampiri Feli semenjak bangun tidur tadi.
Sesampainya di lampu lalu lintas Feli pun tanpa sadar telah menerobos lalu lintas yang seharusnya mengharuskan Feli tuk berhenti tetapi Feli malah tanpa sadar telah menerobos lampu yang berwarna merah itu. Dan tiba-tiba ia tersadar dari lamunanya katika mobil berwarna merah itu telah melaju cepat di hadapan mata Feli dan ia pun sangat terkejut serta ia tak mampu menghindari mobil merah itu, akhirnya Feli pun terlempar cukup jauh sehingga mengakibatkan ia tak sadarkan diri. Tak lama kemudian banyak orang-orang yang menghampiri Feli dan tak lama kemudian mereka langsung membawa Feli ke Rumah Sakit Swasta yang ada di Surabaya yang dikarenakan Rumah Sakit Swasta itu paling dekat dari tempat kejadian maut itu. Serta kejadian maut itu mengakibatkan 3 orang luka-luka serta mengakibatkan kemacetan yang luar biasa hebatnya bagaikan kereta api yang menghapiri jalan raya itu.
Tanpa terasa pagi pun telah berganti malam dan hari itu pun merupakan hari yang sangat membuat Feli terpukul karena ia mengalami perbedaan di kehidupannya yang tidak akan ia lupakan seumur hidupnya. Jam telah menunjukkan pukul 19.00 WIB, tiba-tiba sedikit demi sedikit Feli membuka matanya, keluarga Feli sangat senang melihat Feli telah sadarkan diri tetapi di samping kesenangan itu, keluarga Feli juga mengalami tekanan hati yang tidak tau bagaimana cara untuk membicarakan hal tersebut kepada Feli tapi mereka sadar cepat atau lambat Feli akan mengetahui hal yang menimpa kaki Feli pada salah satu kaki kirinya bahwa kaki kirinya telah diamputasi yang dikarenakan akibat benturan yang cukup keras pada kaki kirinya pada saat kecelakaan maut pagi tadi yang menimpah Feli. Sehingga kaki Feli mengalami infeksi yang mengakibatkan kaki kirinya harus diamputasi agar Feli dapat bertahan hidup tetapi jika keluarga Feli tidak merelakan kaki kiri Feli maka mengakibatkan infeksi itu menjalar ke tubuh Feli dan bila itu terjadi maka tidak lama lagi Feli akan meninggal dunia, setelah mendengar dokter menyarankan amputasi pada kaki kiri Feli tanpa pikir panjang keluarga Feli menyetujui persyaratan dokter tersebut, walau hati mereka terasa sedih mendengar perkataan dokter tersebut. Bagaikan hati mereka teriris-iris pisau yang sangat tajam.
Pada saat Feli sadar dari masa kritisnya ia pun terkejut melihat tubuhnya terbaring lemah di rumah sakit. Tetapi di saat itu pula Feli teringat kejadian pagi tadi yang mengakibatkan ia terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Feli pun begitu kebingungan di saat keluarga Feli terus menangisinya. Ia pun berkata kepada keluarganya, bahwa Feli tidak apa-apa dan ia menyakinkan kepada keluarganya bahwa ia pasti akan segera sembuh dan pada saat itu Feli belum mengetahui keadaan kakinya yang telah diamputasi. Ayah Feli pun tiba-tiba membuka suaranya dengan berkata, Feli yang sabar ya sayang… Allah telah memberi cobaan untuk Feli karena Ayah yakin dengan kejadian ini Allah telah merencanakan sesuatu yang indah pada suatu saat nanti dan Feli harus mengikhlaskan salah satu kaki Feli yang harus dokter amputasi karena dengan jalan itu Feli dapat bertahan hidup. Mendengar kata-kata ayah Feli, ia pun tak terasa meneteskan air matanya yang menetesi pipi Feli dan tak lama kemudian ia pun menangis sangat histeris sehingga membuat keluarga Feli berusaha untuk menenangkan diri Feli.
Satu minggu sudah Feli tidak masuk kuliah dan dihari itu pula Feli mendapat kaki barunya yakni kaki buatan yang sengaja dibeli kak Doni agar Feli dapat beraktifitas lagi. Di saat itulah Feli berkata di dalam lubuk hatinya, aku tidak menyangka bahwa perbedaan itu telah hadir menghampiri aku dan ternyata lamunanku yang aku takuti terdahulu menjadi sebuah kenyataan hanya yang membedakan Feli mengalami perbedaan bukan di saat Feli terlahir tetapi di saat Feli menginjak usia 18 tahun. Ia pun kembali bersedih dan terluka di saat Feli merenungi hal yang terjadi pada dirinya.
Tiba saatnya Feli harus segera berangkat tuk melanjutkan aktifitas kuliahnya dan Feli pun sangat terpukul melihat keadaan yang dihadapinya, dia takut bila teman-temanya tidak bertoleransi tehadap perbedaan yang Feli hadapi sekarang. Memang, Feli belum memberi tau kepada teman-temanya bahwa kaki kirinya telah diamputasi karena memang Feli tak sanggup mengatakan kejadian yang sesunggunya yang menimpa diri Feli tetapi Feli hanya memberi tau teman-temanya hanya sebuah kecelakaan biasa yang menyebabkan dirinya tidak dapat berkuliah sementara waktu.
Sesampainya di kampus dengan berkendara mobil yang dikendarai oleh kakaknya, Feli pun segera diantar oleh kakaknya untuk menuju kelas Feli. Setibanya ia di kelas teman-teman Feli sangat terkejut melihat keadaan Feli yang memakai kaki palsu, ada beberapa dari mereka yang mengejek Feli tanpa memperdulikan hati Feli dan ada juga teman-temannya yang masih bertoleransi terhadap perbedaan yang Feli hadapi sekarang. Feli pun berusaha tenang terhadap celotehan sebagian teman-teman Feli yang tidak bertoleransi baik terhadap perbedaan yang dihadapi Feli.
Hari demi hari Feli lalui dan bulan demi bulan juga Feli lalui dengan keadaanya yang ia hadapi sekarang, tetapi Feli berusaha untuk bersyukur serta bersabar tetapi terkadang Feli tidak tahan terhadap keadaan yang dihadapinya. Hingga di suatu malam ia pun termenung di kamarnya dan tak lama kemudian kakak Feli ingin menghibur adiknya dan kak doni pun berjalan menuju kamar Feli.
Tok… tok… tok… suara pintu kamar Felisehingga membuyarkan lamunan Feli. Ia pun berkata siapa dan kak doni pun membalas perkataan adiknya, kak doni pun berkata ini kak doni adikku sayang, boleh kak doni masuk. Feli pun menjawab iya kak doni gak apa-apa masuk saja Feli lagi gak sibuk kok. Kak doni pun memasuki kamar Feli dan kak Doni pun segera menghampiri adiknya yang termenung di jendela kamarnya yang mungil itu. Kak doni pun segera berkata, Feli kenapa Feli sedih, lebih baik Feli cerita ke kakak apa yang membuat Feli merenungi dibalik jendela kamar Feli dengan bercerita maka Feli setidaknya sedikit lega. Feli pun mulai membuka mulutnya untuk menceritakan hal-hal apa saja yang membuat Feli sedih. Ia pun berkata, kak doni apa mungkin masih ada kesempatan untuk Feli dalam menggapai sebuah kesuksesan, karena Feli berpikir bahwa dengan perbedaan yang Feli miliki apa mungkin Feli bisa menjadi seseorang yang berguna di mata orang, karena Feli takut bila Feli terlalu berharap sesuatu yang indah, Feli takut tidak bisa menggapainya. Feli memang mempunyai sebuah mimpi tapi apa mungkin orang-orang bisa bertoleransi di dalam perbedaan yang Feli alami. Itulah yang membuat Feli takut tuk menatap masa depan Feli.
Kakak Feli pun memahami perasaan adiknya, dan kak Doni pun berusaha untuk memberi harapan kepada Feli dengan berkata, Kak Doni tau perasaan Feli, tetapi Feli harus tau walaupun Feli berbeda dari mereka tapi inilah saatnya Feli tunjukkan kepada semua orang bahwa dengan perbedaan yang Feli alami tidak membuat Feli berputus asa dan tunjukkan kepada semua orang bahwa Feli dapat menembus dunia yang kelam menjadi sebuah anugerah yang indah suatu saat nanti, dan tunjukkan pada dunia bahwa perbedaan yang Feli alami telah membuat kehidupan Feli lebih baik karena berkat adanya sebuah perbedaan, dan asal Feli tau dengan Feli menunjukkan kelebihan Feli dibalik perbedaan yang Feli alami, maka akan banyak membuat orang semakin lebih bertoleransi terhadap diri Feli, serta jika Feli telah mampu menembus mimpi Feli suatu hari nanti, maka janganlah Feli takut menghadapi hinaan orang-orang yang tidak menyukai Feli yang dikarenakan adanya perbedaan di diri Feli. karena sesungguhnya Feli telah menjadi manusia yang lebih dari mereka. Feli pun sangat senang mendengar kata-kata yang penuh inspirasi dari kak Doni dan ia pun sangat lega mendengarnya serta ia pun bersyukur kepada Allah karena ia memiliki kakak yang sangat baik seperti kak Doni.
Hari pun terus berganti tetapi dengan berbekal motivasi yang didapat dari kakaknya Feli dapat lebih berani melangkahkan kakinya ke dalam kehidupan yang ingin lebih baik dari sebelumnya. karena Feli yakin jika ia berusaha maka ia yakin bahwa perbedaan itu mampu menembus dunia kelamnya. Ia pun ingin sekali menjadi seorang penulis yang terkenal suatu hari nanti.
Tiba saatnya Feli menginjak semester dua dan inilah saatnya ia berusaha untuk menggali potensi karya tulisnya dengan berusaha mencari segundang pengalaman baik yang ada di kampus maupun di luar sana. karena Feli ingin menunjukkan pada dunia bahwa ia bisa sukses karena sebuah perbedaan dan ia berharap dengan berbedaan yang ia miliki saat ini ia bisa lebih berusaha untuk maju dan terus melangkah agar nantinya ia bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi, serta jika ia selalu berusaha meraih mimpinya pasti ia mampu menjadikan orang-orang yang terdahulu menghinanya dapat lebih bertoleransi kepadaanya, berkat sebuah perbedaan yang Feli alami saat ini, dan Feli pun berharap jika ia sukses nanti ia dapat memberikan motifasi terhadap semua orang bahwa dalam menggapai kesuksesan asalkan kita mau berusaha maka tidak ada yang tidak mungkin terjadi di dunia ini karena kesuksesan berawal dari sebuah mimpi.
Tibalah saatnya Feli menempuh kelulusan dan tanpa disangka di saat Feli selesai mengakhiri acara wisudanya, di saat itu pula ada salah satu dosen laki-laki yang menghampirinya, dengan memberi tau tentang kabar baik untuk Feli yaitu ada salah satu perusahaan penerbit yang cukup terkenal di Jakarta yang menawarkan pekerjaan kepada Feli dibidang tulis menulis dan Feli pun sangat senang mendengar semua itu. Tanpa bepikir panjang ia pun langsung menerima tawaran perusahaan tersebut, mendengar semua itu dosen yang menghampiri Feli pun langsung senang dan lega mendengar perkataan Feli.
Berkat usaha yang Feli bangunlah dan berkat perusahaan tersebut lah Feli sekarang menjadi seorang penulis yang terkenal bahkan Feli sering kali muncul di acara televisi dan disaat itu pula Feli dapat menunjukkan kepada semua orang bahwa dengan perbedaan yang ia alami saat ini sudah mampu menembus dunia kelamnya menuju dunia yang sangat bersinar bagaikan bintang terang yang menyinari bumi di malam hari. Keluarga Feli pun sangat senang melihat kesuksesan anak yang mereka cintai. TAMAT
Read more

Bagaikan Pelangi Setelah Hujan

Bagaikan Pelangi Setelah Hujan

Bagaikan Pelangi Setelah Hujan

Sore hari, ketika aku pulang dari mengajar les, aku melihat sebuah perjuangan hidup seorang bapak tua yang mendorong gerobak dagangannya yang berisi jagung rebus. Aku terus melihat bapak itu merapikan jagung-jagung rebusnya yang sudah masak. Tetes peluh bapak itu pun terlihat. Taukah sobat, apa yang aku bayangkan? Aku membayangkan jika bapak itu adalah papa ku. Mendorong kesana kemari gerobak dagangannya demi mencari rezeki untuk anak dan istrinya.
Sekejap bayangan itu membuat ku sedih, betapa besarnya semangat bapak tersebut untuk membahagiakan keluarganya. Di tengah lamunan ku ini, tak terasa gerimis datang dan kini semakin deras menjadi hujan besar yang menerpa tubuh ku, sehingga aku menjadi basah kuyup. Aku mencari tempat berteduh di sebuah halaman toko milik orang lain. Aku melihat bapak tadi sedang terburu-buru mendorong gerobaknya untuk dapat berteduh. Kini bapak itu berteduh tepat di samping ku. Ku lihat kembali tubuh bapak tersebut yang sudah tua dan keriput. Ku lirik jagung-jagung yang masih menggunung di gerobaknya. Ya Tuhan, aku tau hujan ini adalah rezeki dari mu, namun berilah petunjuk mu agar bapak ini bisa mencari rezekinya. Ya Tuhan bantulah bapak ini ya Tuhan.
Tidak berapa lama kemudian bapak itu melirik ku yang kedinginan karena derasnya hujan, lalu bertanya kepada ku, “Rumah mu dimana nak?”. Aku pun menjawab, “Di jalan Sukadamai pak.” “Wah, masih cukup jauh ya nak, ya sudah ini ada jagung rebus untukmu, ambillah.” Aku pun menjawab, “Tidak usah pak, terimakasih.” “Ambil saja, ini gratis kok untuk mu”, balas bapak tersebut sambil tersenyum kepada ku. Akhirnya aku terima pemberiannya. “Terimakasih pak, semoga rezeki bapak lancar hari ini, meskipun cuaca tidak mendukung.” “Amin, hujan kan rezeki dari Allah nak, jadi disyukuri saja,” jawab bapak tersebut dengan senyumannya.
Sambil memakan jagung yang bapak tersebut berikan, kami berbincang-bincang mengenai kehidupan bapak tersebut. Sungguh terharu aku dengan ceritanya. Ia mempunyai sepasang anak, anak perempuannya si sulung sudah menikah dan ikut dengan suaminya, dan anak laki-lakinya si bungsu yang kini masih duduk di bangku SMP kelas 3. Istri bapak hanya seorang ibu rumah tangga yang membantu bapak mencari uang dengan menjadi tukang cuci di rumah orang. Penghasilan si ibu pun tak seberapa untuk kebutuhan hidup sehari-harinya. Bapak tidak memiliki sanak saudara di rantau ini. Tapi, taukah sobat? Bapak tidak pernah mengeluh dengan hidupnya yang serba susah. Tinggal di gubuk tua yang sudah reot. Bapak mengaku bersyukur bahwa Tuhan masih sayang kepadanya. Bapak itu menasihati ku, “Nak, semiskin-miskinnya kita jangan sampai kita miskin hati, miskin amal dan miskin ilmu. Kamu harus bersyukur, disekolahkan untuk memperkaya ilmu mu. Gunakanlah ilmu itu sebaik-baiknya agar kelak kamu menjadi anak yang berguna. Dunia ini adalah ladang amal. Jangan seperti nasib bapak ini. Bapak hanya tamat SD kelas 4. Jadi bapak mencari rezeki hanya mengandalkan tenaga dan kemampuan bapak yang bapak punya. Bapak sudah pernah menjual sate, barang-barang plastik, menjual kue putu, bahkan menjadi tukang sol sepatu dan pemulung pun bapak pernah nak. Tapi inilah hidup, rezeki harus dicari dengan ikhlas. Ingat nak pengorbanan orangtua mu untuk masa depan mu.” Nasehat bapak tersebut ku balas dengan sebuah senyuman dimana dalam hati ku, aku terharu.
Kini hujan sudah mulai reda. Ternyata hujan tadi membuka rezeki untuk bapak. Banyak orang membeli jagung bapak yang dijualnya murah hanya Rp.2000,00 saja. Jagung rebus yang disajikan hangat-hangat begini memang cocok untuk suasana dingin setelah hujan. Alhamdulilah ya Allah, engkau buka kan pintu rezeki untuk bapak ini. Aku melihat wajah bahagia bapak lewat senyum kecil ramahnya yang ia lemparkan untuk para pembeli. Kesabaran dan keikhlasan bapak berbuah manis dari Allah. Hujan boleh saja deras, namun yakinlah setelah itu akan muncul pelangi yang indah.
Aku pun melanjutkan perjalanan pulang dengan berpamitan kepada bapak. “Pak saya pulang dulu ya, sudah hampir magrib. Duluan ya pak. Assalamu’alaikum.” Bapak pun menjawab, “Wa’alaikumsalam. Ya nak, hati-hati ya.” Di tengah perjalanan aku berfikir, betapa besar semangat bapak itu untuk mengais rezeki dari Allah. Pikiran ku pun melayang. Aku teringat papa dan mama ku. Papa yang pergi kerja pagi pulang sore tak pernah mengeluh dengan pekerjaannya yang penat. Hujan, panas teriknya matahari tak meruntuhkan semangatnya bekerja demi anak dan istrinya tercinta. Dari kisah ini aku mendapat sebuah pembelajaran baru. Sebagai anak aku harus lebih giat lagi belajar. Aku harus menyenangkan hati orangtua ku dengan prestasi yang ku miliki. Setiap tetes peluh keringat mereka takkan bisa aku gantikan. Setiap pengorbanan yang mereka berikan untuk anaknya tak pernah terbalaskan. Papa, mama aku ucapkan terimakasih atas semua yang telah engkau berikan untuk ku. Dan sore ini, aku dapatkan motivasi dari bapak penjual jagung rebus. Motivasi yang membuat ku bangkit dan semangat menjalani hidup ini.
Owner Blog
Didik Sugiarto
Read more

Dia Bisa, Mengapa Akut Tidak ?

Dia Bisa, Mengapa Aku Tidak?

Dari meja Online Website Didik Sugiarto
Hai, namaku Hani. Sekarang, aku tengah menduduki bangku Kelas Enam semester dua. Tentu kalian tahu bukan, sebentar lagi aku harus mengikuti Ujian Nasional SD. Aku paling takut akan UN, jadi, aku memohon pada mama agar aku tidak UN, tapi, mama menolak permintaanku.
Malam ini aku tengah belajar untuk mempersiapkan UN yang tinggal tiga bulan. Hatiku berdebar kencang dan gelisah akan moment mengerikan yang akan datang itu. Karena keringat terus membasahiku, aku memutuskan untuk menonton TV saja sekedar refreshing. Mama melihatku belum tidur. Mama menegurku. Namun, aku tetap pada pendirian: ingin menonton TV malam ini juga. Karena melihatku begitu, mama mengalah dan kembali menuju kamar.
Di tengah keheningan malam, aku menonton berita di TV. Ya, hoby baru itu muncul tiba-tiba. Awalnya aku lebih senang menonton Drama Korea, namun, sekarang aku beranggapan menonton berita itu lebih penting dari pada Drama Korea. Acara yang di tayangkan kusimak dengan jelas dan dapat terserap ke otakku. Berita malam adalah favoritku karena sering sekali bercerita mengenai anak-anak sekolah, entah tentang Tawuran, Ujian Nasional, Contek-Mencontek, Guru Yang Kejam, dll. Berita itu selalu menginspirasiku agar tidak berbuat demikian dan lebih berhati-hati.
Malam ini, kulihat berita yang lain dari sebelumnya. Seorang anak gelandangan yang tidur di kolong jembatan diberitakan tengah liburan musim dingin di Jepang! Anak itu mendapat beasiswa ke Jepang! Menurut berita, anak itu mendapatkan nilai tertinggi saat UN di sekolah international dengan beasiswa juga. Haru rasanya. Tak selamanya jika hidup awal sengsara akan selamanya begitu. Jika ia semangat belajar. Lalu, mengapa aku yang orang tuanya termasuk kaya raya tidak dapat seperti dia? Mengapa aku malah takut jika menghadapi UN? Bukankah seharusnya aku semangat menghadapinya?
Kumatikan TV, aku menuju meja belajar di kamarku. Kupeluk buku pelajaranku, kuletakkan, lalu kumatikan lampu. Aku pasti bisa menghadapi UN, tak ada yang tidak mungkin jika dengan usaha yang keras dan semangat juang yang selalu berkobar. Anak itu sungguh membangkitkan semangatku dan menghilangkan kebencianku terhadap UN. Aku sangat berterimakasih padanya. Sekarang, aku akan berlari cepat mengejar nilai UN tertinggi. Semangat!

"JIKA DIRASA BERMANFAAT SILAHKAN SHARE PADA TEMEN-TEMEN SHOBAT "

Owner Blog Website Didik Sugiarto

Didik Sugiarto
Read more

Sabtu, 14 Maret 2015

Kesuksesan Tuhan Yang Atur


Kisah ini saya angkat berawal saya masih SD, kejadian ini terjadi pada daerah saya sendiri, yaitu di Sulawesi Tengah (Masadian). Rumahnya tak jauh dari rumahku, sebelum mereka sukses seperti sekarang ini. Dulunya dua orang sepasang suami istri ini hidup apa adanya, bertahun-tahun mereka menjani hidup mereka dan mengharapkan buah hati, tapi sayangnya yang maha kuasa belum menghendaki.
Yang saya herankan dari keluarga ini, bertahun-tahun mereka bersama dan menjalani hidupnya tanpa kehadiran buah hati, hubungan keluarga mereka baik saja tidak seperti keluarga orang lain yang saya saksikan sendiri di kampung saya. Mungkin bisa dikatakan kalau orang lain yang seperti keluarga ini, mungkin sudah lama cerai lantaran sang buah hati tidak ada. Tapi anehnya mereka tak seperti itu bahkan mereka tampil apa adanya dikalangan masyarakat yang ada di desa itu.
Dulunya sang istri dari suami itu, sebelum sukses dia bekerja di sebuah rumah tapi bisa dikatakan rumah itu adalah rumah sepupunya sendiri. Dan suaminya juga bekerja di rumah itu sebagai nahkoda kapal karena rumah itu memiliki kapal untuk selalu pergi belanja memenuhi kebutuhan keluarganya.
Pernah suatu hari saya lihat wanita itu sering disuruh-suruh membuat segala hal yang disukai majikannya. tapi kalau saya pikir kenapa harus dia yang disuruh terus! padahal dia sepupunya, kenapa bukan orang lain saja. Tapi wanita itu tidak ambil pusing dia turuti saja keinginan majikannya itu tanpa berkata apa-apa.
Beberapa bulan atau tahun, tapi saya tidak tau pasti juga, dia bekerja disitu berapa bulan atau tahun, bahkan suatu hari itu majikannya pernah mengalami kebangkrutan lantaran suaminya yang selalu hamburkan uang, tetapi wanita itu tetap saja bertahan dengan suaminya untuk membantu majikannya. Saya heran kenapa harus seperti ini…! pikiranku dalam hati.
Beberapa bulan kejadian itu berlalu dan akhirnya kembali normal seperti biasanya, dan mereka mulai lagi membuka kegiatan baru di rumah itu.
Tidak cukup lama mereka membuka kegiatan yang baru terjadi lagi hal yang buruk pada majikannya yaitu sang suami majikan selingkuh dengan orang lain dan rumah tangga mereka hancur berantakan. Dan akhirnya wanita itu berhenti bekerja dengan suaminya, saya juga tidak tau pasti apakah selama dia bekerja di rumah itu diupah atau bagaimana…? Menurut tetangga dia bekerja di rumah itu hanya sekedar membantu saja tanpa mengharapkan apa-apa.
Sebulan kejadian itu berlalau dan kabar majikannya tidak tau bagaimana sekarang…? akhirnya sepasang suami istri memutuskan untuk tidak bekerja lagi di rumah itu. tetapi, sang suami bekerja pada orang lain yaitu sebagai pengangkut barang. Disaat itulah timbul keinginan untuk membuka usaha kecil-kecilan dan akhirnya mereka membuka usaha itu.
Beberapa bulan kemudian usaha yang selama ini mereka kerjakan tidak sia-sia. Tiap harinya sering dikunjungi warga disitu untuk membeli kebutuhan mereka masing-masing. Beberapa bulan berturut-turut akhirnya mereka menjadi sukses seperti sekarang ini. tapi mereka tampil apa adanya kepada warga disitu tidak seperti majikannya… Sebulan berlalu terdengarlah bahwa rumah majikan yang dulu mereka tempai kini sudah dijual dan majikannya pindah ke suatu desa, dan menurut warga disitu mereka menjual rumahnya lantaran mereka tak punya apa-apa lagi selain rumah dan mereka pun menjualnya.
Kini hiduplah sepasang suami istri itu dengan kehidupan yang berkecukupan, meskipun selama ini mereka menantikan sang buah hati tapi belum dikaruniai juga, mereka tetap bersyukur pada sang pencipta karena sudah diberi kebahagiaan yang layak di dunia, mudah-mudahan sampai akhirat. Mereka juga selalu mengujungi kami dan selalu menyedekahkan sebagian hartanya untuk kami dan orang lain yang ada di desa itu.
PESANKU
Jangalah bangga dengan hasil yang kau dapatkan hari ini tapi syukurilah, karena pasti akan kembali pada pemiliknya. kita hidup didunia ini hanyalah sebagai perantau dan pasti kita akan kembali ke kampung halaman… Gunakanlah waktumu untuk hal-hal yang bermanfaat jangan sampai kamu terjerumus ke lembah kenistaan…
SEKIAN
Read more

Jumat, 12 Desember 2014

Kekuatan Sebuah Pujian


Kekuatan Sebuah Pujian


Ada dua gadis bekerja pada sebuah perusahaan yang sama. Nona Wang dan Chang. Keduanya memiliki karakter yang berbeda dan karenanya tak dapat sharing atau bertukar pikiran bersama. Walaupun keduanya tidak saling membenci, namun mereka bukanlah sahabat karib dan tak saling mengagumi cara kerja serta sifat masing-masing.
Suatu hari, nona Chang meminta teman kerja yang lain, Pak Chou, untuk menegur nona Wang agar ia memperbaiki serta mengontrol dorongan emosinya. Sebab kalau tidak demikian, tak akan ada orang yang mau berteman dengannya. Demikian alasan nona Chang. Pak Chou menyetujui permintaan nona Chang itu.
Setelah beberapa hari, nona Chang berpapasan dengan nona Wang. Nona Wang dengan penuh ramah dan sopan menegur nona Chang. Sejak itu nona Chang melihat adanya perubahan besar dalam diri nona Wang, yang kelihatannya seakan-akan telah berubah menjadi seorang peribadi baru, seorang peribadi yang menyenangkan dan disukai banyak orang.
Nona Chang lalu bertemu Pak Chou untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya, serta menanyakan resep yang dipakai Pak Chou menasihati nona Wang. Pak Chou menjawab: 'Saya hanya berkata kepada nona Wang: Saat ini ada banyak orang yang memuji dan mengagumimu. Terutama nona Chang secara istimewa mengatakan bahwa engkau sangat lemah lembut, tahu mengontrol emosi, serta disukai banyak orang'.
Nona Chang tertegun akan kehebatan Pak Chou yang telah mengubah peribadi nona Wang itu.
Pujian adalah bunyi yang paling indah dari segala jenis bunyi-bunyian.
Read more

Minggu, 07 Desember 2014

Si Kakek dan Aku

Si Kakek dan Aku Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Ku tatap matahari yang sudah meninggi, cuaca tidak terlalu terik siang ini. Aku melangkah menyusuri trotoar di depan toko-toko yang berjejer di sepanjang jalan mahakam ini. Pesangon yang ku terima sebulan yang lewat, membuatku harus menyusuri jalan-jalan kota demi mendapatkan pekerjaan. Sebagai seorang pria rasanya ini adalah saat yang kelam. Tanpa pekerjaan dan sudah sebulan ini berkeliaran di jalan-jalan kota demi mencari pekerjaan. Bertemankan terik matahari, debu, keringat, hujan dan lumpur. Rasanya ingin berhenti menyudahi perjuangan mencari pekerjaan ini. Tapi… aku harus tetap berjuang demi memenuhi kebutuhan hidup, yang membuatku sedikit tenang adalah aku belum memiliki tanggung jawab menafkahi anak istri. Seandainya aku sudah berkeluarga mungkin aku bisa stres tanpa pekerjaan seperti ini. Yah… meskipun sebenarnya sekarang ini juga sudah sedikit stres karena belum mendapatkan pekerjaan.
Dengan bermodalkan uang pesangon aku berkeliling kota mencari pekerjaan. Hari sudah
... baca selengkapnya di Si Kakek dan Aku Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Read more