Sabtu, 14 Maret 2015

Kesuksesan Tuhan Yang Atur


Kisah ini saya angkat berawal saya masih SD, kejadian ini terjadi pada daerah saya sendiri, yaitu di Sulawesi Tengah (Masadian). Rumahnya tak jauh dari rumahku, sebelum mereka sukses seperti sekarang ini. Dulunya dua orang sepasang suami istri ini hidup apa adanya, bertahun-tahun mereka menjani hidup mereka dan mengharapkan buah hati, tapi sayangnya yang maha kuasa belum menghendaki.
Yang saya herankan dari keluarga ini, bertahun-tahun mereka bersama dan menjalani hidupnya tanpa kehadiran buah hati, hubungan keluarga mereka baik saja tidak seperti keluarga orang lain yang saya saksikan sendiri di kampung saya. Mungkin bisa dikatakan kalau orang lain yang seperti keluarga ini, mungkin sudah lama cerai lantaran sang buah hati tidak ada. Tapi anehnya mereka tak seperti itu bahkan mereka tampil apa adanya dikalangan masyarakat yang ada di desa itu.
Dulunya sang istri dari suami itu, sebelum sukses dia bekerja di sebuah rumah tapi bisa dikatakan rumah itu adalah rumah sepupunya sendiri. Dan suaminya juga bekerja di rumah itu sebagai nahkoda kapal karena rumah itu memiliki kapal untuk selalu pergi belanja memenuhi kebutuhan keluarganya.
Pernah suatu hari saya lihat wanita itu sering disuruh-suruh membuat segala hal yang disukai majikannya. tapi kalau saya pikir kenapa harus dia yang disuruh terus! padahal dia sepupunya, kenapa bukan orang lain saja. Tapi wanita itu tidak ambil pusing dia turuti saja keinginan majikannya itu tanpa berkata apa-apa.
Beberapa bulan atau tahun, tapi saya tidak tau pasti juga, dia bekerja disitu berapa bulan atau tahun, bahkan suatu hari itu majikannya pernah mengalami kebangkrutan lantaran suaminya yang selalu hamburkan uang, tetapi wanita itu tetap saja bertahan dengan suaminya untuk membantu majikannya. Saya heran kenapa harus seperti ini…! pikiranku dalam hati.
Beberapa bulan kejadian itu berlalu dan akhirnya kembali normal seperti biasanya, dan mereka mulai lagi membuka kegiatan baru di rumah itu.
Tidak cukup lama mereka membuka kegiatan yang baru terjadi lagi hal yang buruk pada majikannya yaitu sang suami majikan selingkuh dengan orang lain dan rumah tangga mereka hancur berantakan. Dan akhirnya wanita itu berhenti bekerja dengan suaminya, saya juga tidak tau pasti apakah selama dia bekerja di rumah itu diupah atau bagaimana…? Menurut tetangga dia bekerja di rumah itu hanya sekedar membantu saja tanpa mengharapkan apa-apa.
Sebulan kejadian itu berlalau dan kabar majikannya tidak tau bagaimana sekarang…? akhirnya sepasang suami istri memutuskan untuk tidak bekerja lagi di rumah itu. tetapi, sang suami bekerja pada orang lain yaitu sebagai pengangkut barang. Disaat itulah timbul keinginan untuk membuka usaha kecil-kecilan dan akhirnya mereka membuka usaha itu.
Beberapa bulan kemudian usaha yang selama ini mereka kerjakan tidak sia-sia. Tiap harinya sering dikunjungi warga disitu untuk membeli kebutuhan mereka masing-masing. Beberapa bulan berturut-turut akhirnya mereka menjadi sukses seperti sekarang ini. tapi mereka tampil apa adanya kepada warga disitu tidak seperti majikannya… Sebulan berlalu terdengarlah bahwa rumah majikan yang dulu mereka tempai kini sudah dijual dan majikannya pindah ke suatu desa, dan menurut warga disitu mereka menjual rumahnya lantaran mereka tak punya apa-apa lagi selain rumah dan mereka pun menjualnya.
Kini hiduplah sepasang suami istri itu dengan kehidupan yang berkecukupan, meskipun selama ini mereka menantikan sang buah hati tapi belum dikaruniai juga, mereka tetap bersyukur pada sang pencipta karena sudah diberi kebahagiaan yang layak di dunia, mudah-mudahan sampai akhirat. Mereka juga selalu mengujungi kami dan selalu menyedekahkan sebagian hartanya untuk kami dan orang lain yang ada di desa itu.
PESANKU
Jangalah bangga dengan hasil yang kau dapatkan hari ini tapi syukurilah, karena pasti akan kembali pada pemiliknya. kita hidup didunia ini hanyalah sebagai perantau dan pasti kita akan kembali ke kampung halaman… Gunakanlah waktumu untuk hal-hal yang bermanfaat jangan sampai kamu terjerumus ke lembah kenistaan…
SEKIAN
Load disqus comments
Comments
0 Comments

0 komentar